Puisi-Puisi Ajip Rosidi

ajip_rosidi

Rindu

Kurindukan bulan di punggung
Tembang sejalanan menyuruk gang demi gang
Rumah ini tak bisa mengurung duka
Aku lebih besar daripadanya
Kamar takkan kuasa membikin aku betah
Di luar ada yang lebih benar tuk kucinta

Perempuan bergelapan dan rokoknya di tangan
Perempuan kelaparan, perempuan kedinginan
Hitam gerbong panjang rel kereta
Aku mesti pergi
Aku mesti kembali ke jalan raya

Orang-orang gelandangan lebih indah dari rumah
Orang-orang bergelapan, orang-orang kelaparan
Dengan kepala gundul muka pasi tak berdarah
Aku kan pergi
Aku kan kembali kepada mereka
Yang menggenggam hidupnya penuh di tangan

Cikini Raya

pedagang kembang yang menembang sumbang
dilarikan karet becak ke ujung malam
lampu-lampu jalan bersinar terang
lari bayangan
dan malam makin lenggang

pedagang kembang mengebas ranjang
tembang riang mau pulang
sama sisa malam

jalan makin rata
bening berbayang

Potret Diri

begitu ia melirik arah kota Jakarta
cintanya menyanyi sepanjang malam
dikandungnya dosa pada mata
dendamkan hari berbuahkan warna
merah menyala di sudut kanan :
geram harimau meraung di wajahnya
adalah geram kegemasan

begitu ia memandang arah kota Jakarta
malamnya melenguh kehilangan senja
dikandungnya dendam, dikandungnya dalam
wajah yang segera merebah
mendekap mangsa yang kalah: seperti tajam pedang
adalah duri-duri alisnya

Leave a comment